Mittwoch, Juni 16, 2004

tebak skor UERO 2004

Gegap gempita EURO 2004 di Portugal nun jauh disana, terasa juga di rig Baroness yg nongkrong ditengah laut Makassar. Mungkin karena pekerja yang 120-an orang ini juga terdiri dari multi bangsa. Termasuk ada yang negaranya ikut berlaga di lapangan hijau negeri Portugal seperti Italia dan Inggris. Atau yang cuman jadi partisipan mengidolakan negara tertentu lantaran familier dengan pemainnya, seperti penonton Indonesia. :P

Karena mainnya tengah malam, waktu GMT +8, terpaksa waktu istirahat didiskon. Ngumpul diruang merokok bagi yg ngerokok dan diruang rekreasi bagi yang tidak merokok. Ribut, saling komentar dan saling meledek. Gak kalah sama nonton bareng di cafe.

Biar makin rame, diadakan tebak skor. Meski kalo mau ikut diwajibkan nyetor gocengan (5000 rupiah), bursanya gak kalah rame dengan didarat yang main puluhan hingga ratusan ribu. Yang ikut juga gak milih, dari roomboy sampai bigboss. Yang penting rame.. Penat dan puyeng pun bisa hilang.


bolaritasi@pertamedika-OILCITY

Montag, Juni 14, 2004

kebakaran di ruang MESIN

Kurang lebih jam setengah sebelas pagi ini, alarm kebakaran memekik memekakkan telinga. Nenggg.. neenggg.. nennggggg..!!! Dari speaker, diumumkan ada kebakaran di ruang mesin. Salah satu mesin utama meledak.

Sy yang lagi asyik surfing di internet kaget setengah takut. Sigap menyambar topi safety, kacamata, dan life jacket dari atas loker. Buru-buru pake sepatu dan berlari menuju klinik, 10 meteran dari kamar tidur.
Memang, kalo ada kebakaran, tim rescue (termasuk dokter sebagai ketua tim) gak boleh langsung ke lifeboat (perahu penyelamat), tapi harus standby di klinik, memonitor keadaan dari HT. Kali aja ada korban yang harus segera diselamatkan.

Dari HT, kedengaran tim pemadam sibuk berusaha memadamkan api. Fire extinguisher (tabung pemadam api) berisi CO2 disemprotkan ke sumber api. Cukup lama, sekitar seperempat jam, tapi api belum juga bisa dikuasai. Namun yang patut disyukuri, alhamdulillah, tak ada korban. Para pekerja yg ada diruang mesin, bisa keluar dengan selamat semuanya.

Api menjalar makin tak terkendali, mungkin pengaruh semburan minyak dan juga gas liar. Komandan tim pemadam berteriak menyerah dan siap meninggalkan ruang mesin.
Alarm pun memekik lagi. Nengggg.. nenggg.. nenngggg.. neennngggg!!! Kali ini instruksi meninggalkan rig menuju lifeboat. Terlalu riskan tinggal di rig dalam situasi seperti ini. Sewaktu-waktu rig bisa meledak.

Bergegas, bahkan berlari menuju lifeboat masing-masing. Ada 4 lifeboat, yg masing2 bisa muat 65 orang. Disana, jumlah kru dihitung. Sedapat mungkin harus lengkap, semua kru harus ada hingga perahu penyelamat siap diluncurkan ke laut.

Tak lama sirene berbunyi lagi untuk ketiga kalinya. Neng.. nenggg.. nennggg.. nengg..!! Wajah-wajah semua kru pun berubah cerah. Senyum dan tawa pun menghias wajah. Latihan kebakaran dan meninggalkan rig usai sudah. Semoga selalu tetap waspada.


bolaritas@pertamedika-OILCITY

Freitag, Juni 11, 2004

ada BADAI hari ini

Ada yang lain hari ini. Bangun pagi kepala puyeng, padahal aku yakin gak mabuk semalam. Berjalan di koridor sedikit oleng, perut mual. Rig berayun lebih keras dari biasanya. Ada apa gerangan?

Penasaran.., aku ke ruang radio, melihat luaran dari jendela.
oooaallaaahhhhh.., ada hujan badai rupanya. Gelombang laut Makassar, yang kemarin tenang, kini garang menghajar pilar rig berulang-ulang. Semeter dua meter tingginya. Angin pun tak kalah kencangnya. Yang biasanya 7 knot, hari ini berkisar 25 knot. Bahkan sempat mencapai 43 knot. (Mungkin secepat boat patroli POL-AIRUD tercepat, kali?!)
Topi helm seorang teman yang bekerja di luar bahkan terbang dihajar angin.
uuggghhh..!!

Situasi yang tidak menguntungkan, yang sangat tidak safe membuat pekerjaan di luar ruang sementara dialihkan ke dalam. Yang lebih aman dan terlindung. Pekerja senang, ada toleransi hari ini. Tapi giliran katering yang mengeluh. Lho?
Ya.., Makanan yang disiapkan 'terpaksa' digandakan dari biasanya. Cuaca dingin membuat perut selalu lapar rupanya. Nafsu makan juga ikut bergelora, meski tak segarang gelora ombak laut Makassar.
Semoga badai cepat berlalu. Amin.


bolaritasi@pertamedika-OILCITY

Dienstag, Juni 08, 2004

time is MONEY (elegi buruh minyak..)

Seorang pekerja nasional dikasi peringatan tertulis pagi ini. Peringatan mau terus bekerja atau mau berhenti. Ini peringatan pertama dan juga terakhir. Surat berikutnya adalah surat pemecatan dan ucapan terima kasih. Disini, tidak banyak toleransi bagi yang dianggap gak bisa ikut irama kerja tim.

Apa sih masalahnya?. Oohh, si pekerja rupanya dinilai tidak khusyuk kerja alias kurang optimal. Memang kalo bicara semboyan kapitalis sejati, di rig salah satu penerapannya. Time is money, waktu adalah uang. Gak ada cerita libur bekerja karena gak enak badan, meriang atau sakit. Kan ada klinik, kan ada dokter! itu alasannya. Kalo memang gak bisa kerja, dengan keterangan dokter tertulis, ya.. pekerja harus pulang untuk diganti dengan pekerja lain. Gak ada istilah rawat inap di rig. Ih.. kejam ya?!

Mungkin ya, mungkin tidak.
Cuman kita liat dulu kenapa sih rig kerja ngotot seperti itu?. Kerja simultan tiada henti 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 12 bulan setahun. Bahkan untuk pekerja, istirahatpun mesti gantian. Pekerja siang, istirahat malam. Pekerja malam, istirahat siang. Masing-masing dapat jatah 12 jam kerja setiap hari, ya setiap hari.. walaupun didarat libur akhir pekan dan hari raya. Iya..iya.., tapi kenapa begitu ngotot??
Jangan menganga kalo ternyata biaya operasional rig (baroness) perhari itu sekitar 350 ribu dolar amerika!! Coba kalo dikonversi ke rupiah dengan kurs 8600, hmmmm.... 3 milyaran deh perhari. Kali sebulan, trus kali setaon, hayo berapa??? Dikalkulator bisa tertulis error tuh lantaran banyaknya nol dibelakang angka.
Busyeettt..!!!. itu uang semua?? banyak amit yak!!!

Biaya sebanyak itu dikeluarkan pemilik rig untuk membayar pekerja sendiri, perusahaan penunjang (service company), serta bahan dan peralatan yang dipakai. Oh ya, di rig banyak lho perusahaan terlibat. Ada pemilik rig, pemilik ladang minyak dan gas, pemilik katering, dan perusahaan teknisi lainnya. Dalam satu rig, bisa belasan perusahaan terlibat.
Dan sialnya, semuanya biaya itu prabayar alias ditanggung sendiri pemilik rig. BP Migas alias pemilik ladang hanya akan membayar kalo sumur yang digali menghasilkan minyak atau gas dan bukan air mandi..:)

Waahh..rugi dong??, gak juga. Soalnya kalo sumur minyaknya ditemukan, apalagi kalo berkapasitas besar, seluruh pengeluaran biayanya diganti. Dan beritanya, 18% (dulu sih katanya 30%) dari nilai kandungan sumur itu jadi hak pemilik rig. Bersih netto tanpa sunatan.
Kalo sumur gak berisi, rugi besar dong?
Ya, itulah resiko pekerjaan. Mau untung gede, resikonya juga gede. Logikanya kan gitu. Iya toh?!!..
Jadi udah ngertikan, kenapa pepatah kapitalis itu dibuat. Waktu itu adalah uang. Time is Money. Siapa tau penciptanya juga bekas buruh minyak.


bolaritasi@pertamedika-OILCITY

Samstag, Juni 05, 2004

lagi-lagi ACCIDENT..

Baru kemarin cerita kecelakaan, hari ini ada lagi accident. Ironisnya, kejadiannya gak lama setelah safety meeting mingguan yang bahas keselamatan kerja. Ya.. namanya juga musibah..

Ceritanya gini, si pekerja pengen mindahin drum minyak eehh.. pas didorong, drum sebelahnya ikut bergeser. Jadilah kelingking kirinya kejepit.
Patah dan remuknya sih enggak. Cuma sakitnya itu -katanya- bikin kepala ikut nyut-nyut. Ada memarnya, juga ada bengkaknya.
Ya, terapinya ngikut prinsip kejadian kemarin lagi. Niru kata iklan, Ingat memar.. ingat RICE plus. Plus obat, plus bikin laporan, plus bla..bla..bla.

Freitag, Juni 04, 2004

kecelakaan dihari PERTAMA

Waduh, baru beberapa menit nginjak rig, dapat laporan trauma. Ada floorhand ketimpa pipa. Untung bukan kepalanya. Untung cuma kakinya. Untung juga tidak patah terbuka. Untung masih bisa jalan. Untung 'cuma' bengkak dan memar. Untung dia masih merasa sakit. Artinya dia masih sadar. Alhamdulillah..

Setelah periksa, alhamdulillah, untunglah juga tidak patah tertutup. Untunglah 'hanya' cedera otot dan jaringan lunak. Walaupun mungkin ada robekan jaringan dan butuh rontgen (foto sinar-x) untuk mastiin (yg di rig gak ada alatnya). Tapi itu bisa dilakukan kemudian. Tidak emergensi amat.

Kasi terapi supportif pake metode RICE (rest, ice, compressed en elevated), kasi obat, ngomong bla..bla..bla sama korban, safetyman dan OIM (Offshore Installation Manager atawa bosnya rig). Beresss!!, tinggal observasi sehari dua.

Kalo makin baik, syukur. Tapi kalo makin nyeri dan bengkak, ya.. syukur juga. Meski memang tidak bisa kerja maksimal lagi bahkan bisa dipulangkan untuk terapi lanjut, kita ambil sisi positifnya lah. Korban kan jadi bisa rehat total dan medik pun gak ada kerjaan lagi melototin kaki cedera!! :D


bolaritasi@pertamedika-OILCITY