Dienstag, September 28, 2004

fenomena ANNE AHIRA vs jurnal PRIYADI

Anne AhiraHampir 3 mingguan liburan dan hampir selama itu pula akkont imel tidak pernah dibuka. Begitu libur usai dan kaki menjejak lagi di rig, buka imel dan ambooiii.. ratusan imel dari orang2 yang tak dikenal bermunculan. Sebagian memang sudah masuk ke tempat imel sampah, tapi puluhan lagi tetap bercokol di inbox.

Isinya sama dan seragam. Mengajak cepat kaya dalam bisnis maya. Usaha sampingan, modal kecil dengan hasil ruarrr biasa. Hanya main internet dan bayar 'sedikit' biaya bulanan member. Itu saja. Dan bayangkanlah iming-imingan penghasilannya; 6569 dollar US setiap bulannya. Dan itu bisa berlipat ganda. WWOOOWWW.. sangat menggiurkan.
Bisnis gotong royong dan kejujuran, katanya. Uniknya, hampir semuanya pengirimnya mengerucutkan pada satu nama: Anne Ahira. Siapakah dia?

Maka ilmu Google pun keluar. Ketik anne ahira dan GO. Dalam hitungan detik, ribuan situs tentang nama ini keluar. Tapi yang menarik, ada situs yang 'nyeleneh' yang juga menulis tentang ahira. Situs yang sangat menyimpang dari ribuan situs tentang anne ahira ini. Priyadi Iman Nurcahyo nama pemiliknya.

Beberapa tulisan di jurnal mayanya tentang anne ahira, dan pola bisnisnya menjadikan situsnya bagai medan perang. Yang menghujat dan yang mendukung. Panas.

Tapi bagaimanapun, terima kasih buat Pak Priyadi atas kritisi ilmiah dan sentilannya. Juga penghargaan buat 'kejeniusan' Anne Ahira dan kreatifitas timnya.

Saya memang pengen banyak duit, pengen jadi milyuner, pengen pensiun muda dan sejahtera. Tapi belum siap mental jika terwujud dalam beberapa bulan ini. Terlalu cepat. Nanti disangka korupsi, takut diusut KPK dan disidik the police. Pelan-pelan sajalah. Biar lambat asal selamat. Yang nyata dan diberkahi oleh-NYA. Amin.

Dienstag, September 07, 2004

senyum diatas DUKA

Eh.. mirip judul lagu dangdut ya.. Atau lebih mirip judul sinetron kali?
Biarin. Mau judul lagu dangdut kek, judul sinetron kek, gak soal.

Ini soal nasib dan cara menyikapinya. Bulan ini bulan yang mendebarkan bagi sebagian pekerja Baroness terutama bagian katering. Ada isu yang berhembus kencang jika kontrak kateringnya akan berakhir di Baroness bulan ini dan tidak diperpanjang lagi. Katering Baroness akan diserahkan ke perusahaan katering yang lain.

Pekerja katering pun cemas dengan nasibnya. Karena kalo perusahaan gak dapat proyek, artinya gaji bakal pas-pasan. Gak dapat bonus melaut lagi. Mungkin hanya setara UMR atau malah kurang dari itu. Bukan tidak mungkin malah ada yang di PHK tanpa pesangon, terutama yang statusnya pekerja kontrak. Dan akhir bulan ini tidak lama lagi. Tiga minggu lagi.

Lantas kenapa perusahaan diputus kontrak?
Ternyata bukan lantaran bagi makannya pelit atau tidak memuaskan, atau nilai rapor katering (yang diwenangi dokter) sudah merah. Bukan itu, ini -kali- katering yang paling royal soal makanan dan cukup bersih. Nilainya B lewat dikitlah. IP-nya (kalo anak kuliahan) sekitar 3,3 lah. :D

Rupanya soal keroyalan itulah yang jadi masalah. Royal berarti high cost bagi perusahaan pengontrak yang selalu berupaya menekan biaya. Dan ternyata ada perusahaan yang sanggup menyediakan jasa katering dengan cost yang lebih rendah. Mudah-mudahan layanannya tidak super duper pelit. hihhh...(kalo pelit awas, ntar dikasi rapor merah..)

Namun waktu terus berjalan. Hari akhir makin mendekat. Mau apa lagi. Mewek, nangis, menghiba juga tidak ada gunanya. Lebih baik tersenyum dan berdoa. Berharap semoga perusahaan dapat proyek lagi dan semoga tidak ada yang kena PHK. Semoga..

Mittwoch, September 01, 2004

baju SAKTI

Selvy dan Baju saktiMinggu ini ada pembagian cover all (org kita menyebutnya koprol :D) buat pekerja. Yang amat mendasar untuk diketahui, bahwa secara epistemology (ciee..)dan arti, koprol ini berbeda dengan kopyor dan kopor. Meski koprol bisa dipake sambil menikmati kopyor (kelapa muda) dan dilipat untuk dimasukin ke kopor..:)

Koprol adalah pakaian terusan yang baju dan celananya nyambung dan tidak perlu ikat pinggang lagi lantaran didaerah pinggangnya biasanya dililit karet. Meski tidak terlarang pake ikat pinggang, tapi belum pernah tuh liat orang yang pake koprol pake ikat pinggang pula. Aneh dan amat sangat tidak lazim kayaknya.

Yang membuat koprol ini istimewa dibanding pakaian terusan lainnya (bahkan koprol umumnya) adalah bahannya yang sudah lolos standarisasi pakaian kerja yang aman. Sejuk saat cuaca panas, hangat saat cuaca dingin. Kayak ada AC tanpa remote gituw..
Terus tahan panas dan anti api (kalo cuma api rokok, percikan api las, atau korek dijamin gak bolong deh). Juga tahan banting dan anti pecah. Dibanting dari puncak Petronaspun gak bakal pecah. Dijamin. Lha.. kan namanya baju.. heheheh...

Inilah makanya saya sebut baju sakti, yang sayangnya –kata store keeper (yang jagain gudang perlengkapan)- belum diproduksi di Indonesia lantaran bahannya yangg khusus. Baju sakti ini langsung didatangkan dari Amrik sono dan asyiknya, dibagikan gratis..tis!!. Padahal harganya bukan murah, apalagi kalo mau beli langsung ke Amrik. Belum ongkos pesawat, belum paspor, belum kesasarnya..:D.
Mau tau berapa harga satuannya, Pak Tony Husen (store keepernya) bilang sekitar 70$ US. Ck..ck..ckk.. Kalo dikonversi kekurs sekarang 9250, jadi berapa tuh.. ayo hitung...

Tapi walau pakaiannya sakti dan mahal, tapi kalo dipake ke mall apalagi ke pesta pengantin, dijamin gak pede banget. Bisa-bisa, begitu nongol langsung disodorin sapu ama kain pel. Hayoo..