SEMINGGU sudah berlalu. Masih ingat Kapt. Kawit? (kalo lupa atau tidak tahu, baca ini deh)
Nah, ternyata ada kelebihan yang lain bapak kita ini. Rajin ibadah, tidak merokok dan rajin inspeksi keliling rig. (Ah, itu biasa ya.. apa istimewanya?)
Tapi kalo di kamar, beliau ternyata hobi banget nonton sinetron Bajaj Bajuri dan gossip infotainment, ya semacam cek ricek, kabar-kabari dan yang lain. (Kalian dan Pak Kapten pasti lebih hapal dari aku kan?) Dan beliau hapal lho nama-nama artis, meski hanya lihat wajahnya. Hebat kan?!
Dan terakhir, beliau mulai suka nonton fashion TV. Bukan mau cari tahu model busana terbaru, tapi.. Ah liat aja deh sendiri. Ingat, Saluran 61 di Indovision. (promosi, kalo yg ini aku lebih suka, apalagi FTV beach he..he..he..).
Kalo sudah begini, Pak Kapten gak ada seram-seramnya. Asyik aja coi.
Pesan: buat pak Fahri (yang gantiin aku jaga), ini sekadar informasi. Jangan sembarang ganti channel. Waspadalah..waspadalah!!!.
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Mittwoch, Februar 25, 2004
Dienstag, Februar 24, 2004
Ongol-ongol; a foolish STORY.
Mirip judul film yak apa judul buku aja.
Ini kisah lama, kilas balik sebulan lalu di baroness.
Saat mendekati pelaksanaan well test, tes untuk tahu seberapa besar kandungan gas/minyak dari sumur yang bor, tim audit dari darat pun datang.
Layaknya auditor, segala macam pun diperiksa dan diteliti. Dari sisi teknis, fasilitas hingga administrasi. Nah, sampai di bagian medik/klinik, si auditor ini pun memeriksa peralatan p3k, emergency kit dan prosedur penanganan pasien.
Pertanyaan dan peragaan pun di lakukan dengan baik dan oke-oke aja, Semuanya lancar, semuanya senang. No problemo. Aku pun kembali ke kamar.
Tidak lama, Mick, paramedik nongol sambil cengar-cengir dia ngomong,'dok, pak auditor nanya, dokter punya ijazah dokter?'
Glekk!!, busyet, anjriiit kurap, kucing buduk, sapi gila! *aku terjengkang*. Muka rasa panas, kepala gatal, mungkin sudah berasap.
Mau kukutuk si auditor jadi kutu, baru tau rasa. Gila apa, RS Pertamina kirim dokter palsu ke RIG. (unfinished story...)
----------------------
cat: ongol-ongol (bhs. makassar)= sikap hasil persenyawaan bodoh, konyol, bego dan tolol.
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Sonntag, Februar 22, 2004
happy ISLAMIC new year, 1425 H
Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia celaka.
Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia merugi.
Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung.
(HR.BAIHAQI>
Samstag, Februar 21, 2004
baroness PINDAH...
USAI sudah pencarian Baroness kali ini. Berbulan-bulan mengebor perut bumi hingga kedalam hampir 2 km dari total 5347 meter dari permukaan laut, dari lokasi Gehem2 ditengah laut selat makassar, akhirnya berbuah manis. Sumber gas bumi dengan volume besar berhasil didapatkan, Unocal menaksir sumur tersebut berkapasitas 2-3 trilliun kubik.
Ini termasuk keberhasilan dan juga keberuntungan karena kadangkala penggalian yang berbulan-bulan justru membuat kecele. Tak ada minyak, tak ada gas. Hanya buang biaya, keringat dan waktu. Namun kali ini, kerja keras itu berbuah gas. ya, gas saja.
Walau sumur gas telah ditemukan, Ocean Baroness tidaklah tinggal ngendon menunggui sumurnya. Lantaran bukan rig produksi dan hanya rig pencari, Baroness pun bersiap pindah ke lokasi lain. Mencari lokasi lain yang diduga juga memendam gas atau minyak. Sumur yang ditemukan pun diserahkan pada rig lain, rig yang khusus buat eksplorasi dan produksi. Gas tersebut nantinya di kirim ke LNG Bontang untuk produksi siap pakai dan siap jual.
Dan kemarin, baroness pun migrasi. Lokasi yang dituju jelas, Gula 3. Juga masih di selat Makassar dan berjarak tidak jauh dari Gehem 2, lokasi awal. Hanya sekitar 40 km, dan makin mendekat ke daratan kalimantan.
Pindahan itu membutuhkan bantuan tug boat, kapal penarik karena rig tidak mempunyai mesin sendiri. Untuk pindah 40 km saja membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Jadi bisa dibayangkan betapa pelannya pergerakan itu. Dan itu pula yang membuat proses pindahan tidak terasa. Tidak ada guncangan yang berarti apalagi rig yang oleng.
Akankah Baroness di tempat barunya kembali menemukan gas atau minyak? Entah. Wallahu Alam.
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Ini termasuk keberhasilan dan juga keberuntungan karena kadangkala penggalian yang berbulan-bulan justru membuat kecele. Tak ada minyak, tak ada gas. Hanya buang biaya, keringat dan waktu. Namun kali ini, kerja keras itu berbuah gas. ya, gas saja.
Walau sumur gas telah ditemukan, Ocean Baroness tidaklah tinggal ngendon menunggui sumurnya. Lantaran bukan rig produksi dan hanya rig pencari, Baroness pun bersiap pindah ke lokasi lain. Mencari lokasi lain yang diduga juga memendam gas atau minyak. Sumur yang ditemukan pun diserahkan pada rig lain, rig yang khusus buat eksplorasi dan produksi. Gas tersebut nantinya di kirim ke LNG Bontang untuk produksi siap pakai dan siap jual.
Dan kemarin, baroness pun migrasi. Lokasi yang dituju jelas, Gula 3. Juga masih di selat Makassar dan berjarak tidak jauh dari Gehem 2, lokasi awal. Hanya sekitar 40 km, dan makin mendekat ke daratan kalimantan.
Pindahan itu membutuhkan bantuan tug boat, kapal penarik karena rig tidak mempunyai mesin sendiri. Untuk pindah 40 km saja membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Jadi bisa dibayangkan betapa pelannya pergerakan itu. Dan itu pula yang membuat proses pindahan tidak terasa. Tidak ada guncangan yang berarti apalagi rig yang oleng.
Akankah Baroness di tempat barunya kembali menemukan gas atau minyak? Entah. Wallahu Alam.
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Freitag, Februar 20, 2004
teman KAMAR itu....
AKHIRNYA daku tidak sendirian lagi di kabin. Pak LO (liasion officer); marinir yg jadi sekuriti rig, wakil pemerintah dan juga teman kamar itu tiba kemarin. Bukan orang baru di rig, tapi baru di Ocean Baroness.
Kesan pertama begitu menyenangkan. Kapten Kawit, namanya. Bapak parobaya yang ramah dan amat lancar bertutur. Menceritakan tentang telernya dia naik boat Poksay ke Baroness yang dihajar gelombang, tentang pengalaman kerjanya, dan tentang orang Baroness yang pernah kumpul dengannya dalam satu hari. Ya, satu hari kedatangan itu.
Aku menyukai bapak ini. Punya banyak kelebihan dalam pergaulan.
Saat malam pertama bersama, aku makin terkesan dan juga terkaget-kaget. Suer. Saat dia merebahkan tubuhnya di kasur, dengan pedenya dia menembak tanpa henti. Menembak dengan senjata biologis dengan gas beracunnya. Siaaalll....ancrott!!, dia flatus kencang tanpa basa basi.
Aku iri sama kepercayaan dirinya. Kok bisa ada ya?
Kesan pertama begitu menyenangkan. Kapten Kawit, namanya. Bapak parobaya yang ramah dan amat lancar bertutur. Menceritakan tentang telernya dia naik boat Poksay ke Baroness yang dihajar gelombang, tentang pengalaman kerjanya, dan tentang orang Baroness yang pernah kumpul dengannya dalam satu hari. Ya, satu hari kedatangan itu.
Aku menyukai bapak ini. Punya banyak kelebihan dalam pergaulan.
Saat malam pertama bersama, aku makin terkesan dan juga terkaget-kaget. Suer. Saat dia merebahkan tubuhnya di kasur, dengan pedenya dia menembak tanpa henti. Menembak dengan senjata biologis dengan gas beracunnya. Siaaalll....ancrott!!, dia flatus kencang tanpa basa basi.
Aku iri sama kepercayaan dirinya. Kok bisa ada ya?
Mittwoch, Februar 18, 2004
Bencana oh BENCANA
ADA apa dengan negeri ini? Negeri yang indah nan kaya. Namun kenapa bala begitu kerap menimpanya.
Alam menunjukkan kemarahan. Dan Tuhan memperlihatkan sedikit kekuasaannya. Mungkin hanya ingin menjewer. Bukan menghukum.
Bayangkanlah. Gempa memporakporandakan Padang dan Nabire, banjir menggenangi jalur pantura, Jawa Barat dan Jakarta, tanah longsor menerjang Jawa Tengah, kebakaran hebat di Medan dan Gresik , demam berdarah merajalela, flu burung dan entah apa lagi.
Atau ini karma akan lakon buruk yang dipentaskan penghuni negeri ini. Pembunuhan legal-ilegal di Aceh dan Poso, para pendosa yang diagungkan, pemberi ingat disingkirkan, malin kundang dimana-mana, bom atas nama perjuangan suci, maksiat ditonjolkan atas nama kebebasan hak azasi, kurang apalagi?. Persetan dengan moral!. Sungguh uedan tenan. Oh, negeriku yang sakit jiwa kronis.
Inilah jaman chaos, jaman serba terbalik. Yang edan melihat yang waras itu edan, dan yang waras (sebagian) akhirnya ikut edan biar disebut waras. Kacau, kacau. Ampuni Tuhan.
Kita perlu pertobatan massal juga. Bukan semata seremoni dan unjuk jumlah di lapangan. Tapi menyusup hingga tulang sumsum dan setiap sel tubuh kita. Mengejawantah dalam gaya dan aksi kita.
Tuhan mungkin hanya menjewer, menjewer dan menjewer kita yang bandel. Menunggu hingga sibandel tetap jua setia membatu lalu Tuhan mengganti tanah, kehidupan dan generasi yang baru. Fresh from the oven.Yang lebih bisa bersyukur dan berperan sebagai khalifah sebenarnya. Namun mulanya memusnahkan semuanya. Collateral damage, kata Arnold Scwharzenegger. Seperti kisah-kisah dalam kitab suci. Ih, ngeri. Ampuni kami sekali lagi, Tuhan.
Terngiang Ebiet merintih di telingaku, sayup-sayup.
---Mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
hu.. hu.. hu..
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Alam menunjukkan kemarahan. Dan Tuhan memperlihatkan sedikit kekuasaannya. Mungkin hanya ingin menjewer. Bukan menghukum.
Bayangkanlah. Gempa memporakporandakan Padang dan Nabire, banjir menggenangi jalur pantura, Jawa Barat dan Jakarta, tanah longsor menerjang Jawa Tengah, kebakaran hebat di Medan dan Gresik , demam berdarah merajalela, flu burung dan entah apa lagi.
Atau ini karma akan lakon buruk yang dipentaskan penghuni negeri ini. Pembunuhan legal-ilegal di Aceh dan Poso, para pendosa yang diagungkan, pemberi ingat disingkirkan, malin kundang dimana-mana, bom atas nama perjuangan suci, maksiat ditonjolkan atas nama kebebasan hak azasi, kurang apalagi?. Persetan dengan moral!. Sungguh uedan tenan. Oh, negeriku yang sakit jiwa kronis.
Inilah jaman chaos, jaman serba terbalik. Yang edan melihat yang waras itu edan, dan yang waras (sebagian) akhirnya ikut edan biar disebut waras. Kacau, kacau. Ampuni Tuhan.
Kita perlu pertobatan massal juga. Bukan semata seremoni dan unjuk jumlah di lapangan. Tapi menyusup hingga tulang sumsum dan setiap sel tubuh kita. Mengejawantah dalam gaya dan aksi kita.
Tuhan mungkin hanya menjewer, menjewer dan menjewer kita yang bandel. Menunggu hingga sibandel tetap jua setia membatu lalu Tuhan mengganti tanah, kehidupan dan generasi yang baru. Fresh from the oven.Yang lebih bisa bersyukur dan berperan sebagai khalifah sebenarnya. Namun mulanya memusnahkan semuanya. Collateral damage, kata Arnold Scwharzenegger. Seperti kisah-kisah dalam kitab suci. Ih, ngeri. Ampuni kami sekali lagi, Tuhan.
Terngiang Ebiet merintih di telingaku, sayup-sayup.
---Mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
hu.. hu.. hu..
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Dienstag, Februar 17, 2004
penghuni dunia GAIB
KEBANYAKAN nonton menu misteri yang membanjir di tv, jadi kepingin juga nulis postingan ini.
Sejak desember tahun kemarin, awal masa daku diperkenalkan Fahrie sama yang namanya kampong blog,, baru beberapa hari ini daku menyadari, bahwa sejatinya (caileee....) daku dan juga kalian-kalian, mendiami dunia gaib. Menjadi penghuni dunia gaib nan ajaib.
Keajaiban teknologi yang menciptakan magis ketakjuban. Teman baik daku, Tomi anak mambi, sesama mahasiswa urban yg tinggal sepondokan, yang bertahun-tahun kehilangan jejak, eh..eh…eh ketemunya di dunia gaib ini. Meski terpisah jarak beribu mil, Inggris dan Balikpapan. Masih terasa hangat, cerdas, dan akrab, hanya sekarang ia tidak lagi bujang. Ia kini suami dari seorang Karina.
Begitu juga sudi-nanang di aussie (dulu), hasymi di Jakarta, marzoze di papua, hitam di batam, adhi di makasar, dan sukat di kendari. Itu kawan lama dengan segala lekatan nostalianya. Belum lagi pertemanan gaib antara sesama penghuni, yang entah siapa dan tinggal bertebaran di pelosok dunia lain. Ih, daku kok mulai merasa melebur jadi makhluk gaib nih.
Inilah keajaiban itu. Tak perlu pake bola kristal, bakar menyan sampe batuk2, mandi kembang tujuh rupa, nasi ketan warna-warni atau nyari ki-paranormal tersakti. Cukup nyalakan computer, meluncur di internet, cari situs dan alakazaammm… keinginan dikau, apapun bahkan yang terliar, bisa terwujud!
So, bersatulah para makhluk dunia gaib. Gak pa pa, kaki gak nginjek tanah (kan pake spatu/sendal weekk!) asal fisiknya harus nyata. Yang kulitnya bisa sakit kalo dicubit. Kalo fisiknya juga gaib, oohhh…syraaaaammmm.!!!
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Sejak desember tahun kemarin, awal masa daku diperkenalkan Fahrie sama yang namanya kampong blog,, baru beberapa hari ini daku menyadari, bahwa sejatinya (caileee....) daku dan juga kalian-kalian, mendiami dunia gaib. Menjadi penghuni dunia gaib nan ajaib.
Keajaiban teknologi yang menciptakan magis ketakjuban. Teman baik daku, Tomi anak mambi, sesama mahasiswa urban yg tinggal sepondokan, yang bertahun-tahun kehilangan jejak, eh..eh…eh ketemunya di dunia gaib ini. Meski terpisah jarak beribu mil, Inggris dan Balikpapan. Masih terasa hangat, cerdas, dan akrab, hanya sekarang ia tidak lagi bujang. Ia kini suami dari seorang Karina.
Begitu juga sudi-nanang di aussie (dulu), hasymi di Jakarta, marzoze di papua, hitam di batam, adhi di makasar, dan sukat di kendari. Itu kawan lama dengan segala lekatan nostalianya. Belum lagi pertemanan gaib antara sesama penghuni, yang entah siapa dan tinggal bertebaran di pelosok dunia lain. Ih, daku kok mulai merasa melebur jadi makhluk gaib nih.
Inilah keajaiban itu. Tak perlu pake bola kristal, bakar menyan sampe batuk2, mandi kembang tujuh rupa, nasi ketan warna-warni atau nyari ki-paranormal tersakti. Cukup nyalakan computer, meluncur di internet, cari situs dan alakazaammm… keinginan dikau, apapun bahkan yang terliar, bisa terwujud!
So, bersatulah para makhluk dunia gaib. Gak pa pa, kaki gak nginjek tanah (kan pake spatu/sendal weekk!) asal fisiknya harus nyata. Yang kulitnya bisa sakit kalo dicubit. Kalo fisiknya juga gaib, oohhh…syraaaaammmm.!!!
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Samstag, Februar 14, 2004
hanya penggalan puisi CINTA
INGINKU bersamamu hari ini
Bersama buah cinta kita, ke pantai seperti biasa
Berjalan di pasir pantai sambil memungut rumah kerang sesekali
Membiarkan lidah ombak laut menyapu kaki, membasahi ujung celana kita
Bermain kecipak air laut, berenang lantas menuntaskan dengan ikan bakar.
Sesederhana dan seromantis itu saja inginku.
Tapi tugas membuat kita terpisah beratus mil
Di tengah samudera aku mengenangmu
Mengirim rindu dan cinta meski hanya dengan penggalan puisi
"..... Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
dan sedih karena kita sering berpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.
Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?
Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.
Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,
memandang wajahmu dari segenap jurusan."
(w.s rendra; pamflet cinta)
Sayang, tak muluk aku berharap
Menggenanglah dalam hatiku
Menyatu menjadi magma
Yang akan kita bentuk dalam kanak-kanak
yang pandai menggambar wajah tulus
kewanitaanmu dan paham mengukir raut kasar
kelelakianku.
Sayang, Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(sapardi djoko damono;aku ingin)
----------------------------------------
[Untuk kekasih hati, teman berbagi, dan ibu anakku: SHINTA NOVITA
Semoga keluarga kita sakinah, mawaddatan wa rahmah. Amin ya Allah]
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Bersama buah cinta kita, ke pantai seperti biasa
Berjalan di pasir pantai sambil memungut rumah kerang sesekali
Membiarkan lidah ombak laut menyapu kaki, membasahi ujung celana kita
Bermain kecipak air laut, berenang lantas menuntaskan dengan ikan bakar.
Sesederhana dan seromantis itu saja inginku.
Tapi tugas membuat kita terpisah beratus mil
Di tengah samudera aku mengenangmu
Mengirim rindu dan cinta meski hanya dengan penggalan puisi
"..... Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
dan sedih karena kita sering berpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.
Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?
Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.
Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,
memandang wajahmu dari segenap jurusan."
(w.s rendra; pamflet cinta)
Sayang, tak muluk aku berharap
Menggenanglah dalam hatiku
Menyatu menjadi magma
Yang akan kita bentuk dalam kanak-kanak
yang pandai menggambar wajah tulus
kewanitaanmu dan paham mengukir raut kasar
kelelakianku.
Sayang, Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(sapardi djoko damono;aku ingin)
----------------------------------------
[Untuk kekasih hati, teman berbagi, dan ibu anakku: SHINTA NOVITA
Semoga keluarga kita sakinah, mawaddatan wa rahmah. Amin ya Allah]
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Freitag, Februar 13, 2004
untung aku bukan BULE
BIASANYA aku tidak cukup pede kalau ketemu bule di lokasi. Bukan soal beda bahasa atau gaya, tapi soal postur fisik.
Aku hanyalah seorang lelaki Indonesia berpostur rata-rata, tidak lebih 165 cm tinggi dan berat 65 kg dalam keadaan bugil. Bandingkan bila berpapasan dengan bule yang berpostur sekitar dua meteran dan bobot 100-an kg di lorong koridor yang lebarnya cuma semeter!. Aku terpaksa miring dan mepet di dinding, kalau tidak mau ketabrak gajah. Belum kalau diajak ngomong sambil berdiri, seperempat jam aja, sakit leher tengadahnya bisa dua hari. He..he..he.
Tapi kemarin waktu naik boat poksay, 5 jam perjalanan membuatku sangat beruntung punya tubuh rata-rata (rata-rata kecil maksudnya). Poksay, boat yang mengantar kami datang dan pergi dari rig Ocean Baroness, tidak dirancang untuk perjalanan panjang. Tidak ada kamar tidur untuk penumpang, hanya ada kursi yang bisa diatur dengan kemiringan terbatas (reclining seat) tapi tidak bisa mendatar 180 derajat dan sedikit ruang antara kursi depan-belakang. Layaknya kursi di pesawat udara. Tidur pun hanya berselonjor.
Beruntunglah aku, postur tubuh kecil dan tubuh sehat tanpa sakit tulang menyadarkanku akan keadilan ALLAH. Alhamdulillah. Aku bisa pulas dengan gaya apapun. Berselonjor, angkat kaki atau meringkuk seperti kucing. Apapun, kecuali tengkurap tentu.
Tapi tidak dengan Trevor dan sebangsanya. Aku melihatnya bolak-balik, lipat sana lipat sini, tekuk sana tekuk sini, miring sana miring sini hanya agar bisa merasa sedikit enak. Dan ini perjalanan 5 jam cappo. Bukan waktu yang pendek untuk tersiksa. Moga-moga saja mereka tidak mengidap rematik kronik. Bisa tambah parah itu. :P
Untung aku bukan bule itu, kataku dalam hati. Dan perlahan semuanya tidak terasa lagi. Aku pun melayang ke alam mimpi.
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Aku hanyalah seorang lelaki Indonesia berpostur rata-rata, tidak lebih 165 cm tinggi dan berat 65 kg dalam keadaan bugil. Bandingkan bila berpapasan dengan bule yang berpostur sekitar dua meteran dan bobot 100-an kg di lorong koridor yang lebarnya cuma semeter!. Aku terpaksa miring dan mepet di dinding, kalau tidak mau ketabrak gajah. Belum kalau diajak ngomong sambil berdiri, seperempat jam aja, sakit leher tengadahnya bisa dua hari. He..he..he.
Tapi kemarin waktu naik boat poksay, 5 jam perjalanan membuatku sangat beruntung punya tubuh rata-rata (rata-rata kecil maksudnya). Poksay, boat yang mengantar kami datang dan pergi dari rig Ocean Baroness, tidak dirancang untuk perjalanan panjang. Tidak ada kamar tidur untuk penumpang, hanya ada kursi yang bisa diatur dengan kemiringan terbatas (reclining seat) tapi tidak bisa mendatar 180 derajat dan sedikit ruang antara kursi depan-belakang. Layaknya kursi di pesawat udara. Tidur pun hanya berselonjor.
Beruntunglah aku, postur tubuh kecil dan tubuh sehat tanpa sakit tulang menyadarkanku akan keadilan ALLAH. Alhamdulillah. Aku bisa pulas dengan gaya apapun. Berselonjor, angkat kaki atau meringkuk seperti kucing. Apapun, kecuali tengkurap tentu.
Tapi tidak dengan Trevor dan sebangsanya. Aku melihatnya bolak-balik, lipat sana lipat sini, tekuk sana tekuk sini, miring sana miring sini hanya agar bisa merasa sedikit enak. Dan ini perjalanan 5 jam cappo. Bukan waktu yang pendek untuk tersiksa. Moga-moga saja mereka tidak mengidap rematik kronik. Bisa tambah parah itu. :P
Untung aku bukan bule itu, kataku dalam hati. Dan perlahan semuanya tidak terasa lagi. Aku pun melayang ke alam mimpi.
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Donnerstag, Februar 12, 2004
amphibi RETURN
LIBUR 2 minggu tak terasa usai sudah. Bau tanah, asap knalpot, hijau daun pepohonan, dan hirup pikuk lalu lintas manusia kini hanya imaji. Pelukan hangat kekasih tersayang dan rengekan manja sikecil tercinta tinggal kenangan. Kadang kerinduan di hari-hari awal perpisahan bagai sembilu mengiris hati. Perih.
Hari ini hingga dua minggu ke depan, aku ke laut lepas menunaikan tugas. Kembali menghirup asinnya hawa laut, memandang biru laut sekeliling yang bagai tak bertepi. Kembali melihat peluh-peluh pekerja yang berleleran dengan baju berlumur hitamnya minyak. Melihat uletnya nelayan tradisional dengan sampan-sampan kecil berdiam di sekitar rig. kontras.
Bagai amphibi, dua minggu waktu berputar disisi kehidupan lain. Tanpa angkot, tanpa mall, tanpa klakson kendaraan, tanpa bau tanah, tanpa hijau daun pepohonan, tanpa gedung-gedung menjulang dan tanpa wanita. Dua minggu bergaul dengan laut, sampan nelayan, deru mesin, latihan keselamatan, membekap sunyi sambil memendam rindu dan birahi. ahhh...
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Hari ini hingga dua minggu ke depan, aku ke laut lepas menunaikan tugas. Kembali menghirup asinnya hawa laut, memandang biru laut sekeliling yang bagai tak bertepi. Kembali melihat peluh-peluh pekerja yang berleleran dengan baju berlumur hitamnya minyak. Melihat uletnya nelayan tradisional dengan sampan-sampan kecil berdiam di sekitar rig. kontras.
Bagai amphibi, dua minggu waktu berputar disisi kehidupan lain. Tanpa angkot, tanpa mall, tanpa klakson kendaraan, tanpa bau tanah, tanpa hijau daun pepohonan, tanpa gedung-gedung menjulang dan tanpa wanita. Dua minggu bergaul dengan laut, sampan nelayan, deru mesin, latihan keselamatan, membekap sunyi sambil memendam rindu dan birahi. ahhh...
bolaritasi'@pertamedika-OILCITY
Abonnieren
Posts (Atom)