Nonton semifinal bulu tangkis piala thomas semalam sungguh menegangkan. Tim Indonesia lawan tim Denmark.
Dua public room, tempat nonton tipi rame-rame di rig, sama-sama penuh. Di ruang merokok dan ruang rekreasi bagi yg tdk merokok penuh dengan orang nasional (sebutan untuk org Indonesia diatas rig).
Galley (kantin) yang biasanya penuh dgn nasional saat coffee time jam 9 malam, sepi abis. Hanya expat (pekerja bule) yang duduk manis. Saat itu memang partai seru antara Taufik Hidayat lawan Kenneth Jonassen.
Nasionalisme ternyata masih juga melekat dalam jiwa parah buruh minyak ini. Sorakan semangat, makian, gerutuan dan bunyi gebrakan meja terdengar riuh sepanjang pertandingan.
"Ayo..Taufik, ya..smash!. uh, payah lu. Brengsek! kalo sy kalah taruhan, ganti!!" :P
Hingga partai penentuan, partai kelima, harapan terakhir pupus. Kecewa nih yee..
Piala Thomas sudah lepas, Piala Uber pun tak terjangkau.
Jatuh bangunnya para pemain, simbah keringat dan lelah berakhir hanya sampai disini.
Tim Thomas (juga Uber) Indonesia, kurru sumangemu cappo!
(kurru sumangemu cappo= tabahkan hatimu saudaraku)
bolaritasi@pertamedika-OILCITY
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen