Ada yang selalu menarik perhatian saya kalo melihat struktur pekerjaan di rig. Mud Engineer alias Insinyur Lumpur.
Aneh dan terdengar asing bagi saya. Mungkin lantaran saya belum pernah mendengar fakultas teknik jurusan Lumpur di universitas manapun.
Lantas kenapa disebut mud engineer (insinyur lumpur)?
Kata pak Irawan, situkang insinyur lumpur, ini karena waktu kecilnya dilarang-larang main lumpur. Jadi main lumpurnya waktu sudah dewasa. :P. Saya tertawa aja karena yakin dia guyon.
Dan ternyata sodara-sodara, insinyur Lumpur itu memang hanya istilah, karena kerjaannya emang berkutat di arena perlumpuran. Lantas apa guna lumpur di pengeboran?
Lumpur ini bukan asal lumpur, asal becek tapi lumpur buatan yang komposisinya dihitung dan disesuaikan dengan kebutuhan. Gunanya meng-ademkan mata/mesin bor biar gak cepat emosi.. eh maksudnya panas dan cepat patah, juga tuk melengketkan or menarik kotoran (sisa) bor keatas, biar gak nutupin lobang yang baru dibuat, dan buat analisa isi kandungan sumur yang digali.
Demikian sodara-sodara, lumpur juga ternyata bukan cuman mainan anak-anak yang kotor dan bikin jijay. Tapi orang tua pun memainkannya nun jauh ditengah laut. Tapi yakin sodara-sodara, hasil akhirnya sangat jauh berbeda. Satu bakal kena damprat orang tua, satunya malah dapat pujian dan bayaran mahal.
Jadi, biarkanlah anak anda main lumpur seenaknya, sapa tau dia bakal jadi insinyur lumpur di masa depan. :D
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen