Montag, Dezember 27, 2004

Indonesia BERDUKA











kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang
mas intan yang kau kenang

hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang lara
merintih dan berdoa...
....
....

(Cuplikan lirik lagu Ibu Pertiwi karya Ibu Sud)

Teriring doa dan ucapan turut berduka pada saudara2 kami yang tertimpa bencana.
Innalillahi wainna ilaihi radjiun.

NB: Banner ini dari www.airputih.or.id sbg bentuk solidaritas akan bencana tsunami.

Montag, Dezember 20, 2004

TIPS MEMBERI NAMA ANAK


Memberikan nama untuk anak itu susah-susah gampang. Salah-salah nama Bisa jadi beban buat si Anak. Maka hati-hatilah dalam memberikan nama untuk anak tersayang. Karena nama akan disandang seumur hidupnya.

1. Nama itu mengandung do'a.
Nama anak itu cermin harapan orang tua. Nama itu mengandung Do'a. Tetapi do'anya yang singkat saja. Kalau terlalu panjang nanti dikira Tahlil atau Wirid. Kalau dipanggil bukannya nengok, malah bilang "Amiinn.."

2. Nama jangan nyusahin orang Kelurahan
Nama anak mudah dibaca dan mudah ditulis. Meskipun tampaknya bagus, jangan pakai huruf mati yang digandeng-gandeng atau didobel-dobel (mis. Lloyd, Nikky, Thascha dll). Biasanya sama petugas Kelurahan akan terjadi salah tulis dalam pembuatan Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, KTP dll. Nah... nggak enaknya lagi kalo kita minta revisi biasanya kena biaya lagi... dan prosesnya lama lagi.

3. Nama jangan cuma satu kata
Minimal ada First Name, Nick Name dan Family name gitu loh....
Ini penting terutama kalo pas lagi ngurus Paspor atau Visa. Bisa-bisa nggak jadi berangkat ke Amrik hanya gara-gara namanya cuma Prakoso atau Paryono khan kesiaan...

4. Nama jangan terlalu panjang
Nama yang panjaaaaannggg bisa bikin susah si pemilik nama. Disamping susah ngingetnya, juga ngerepotin waktu ngisi formulir pendaftaran masuk Perguruan Tinggi Negeri (dulu UMPTN). Itu lho.. yang ngitemin buletan-buletan pakai pensil 2B. Capeek khaan...
Nama panjang seperti Siti Hartati Riwayati Mulianingsih Adiningrum Mekar Berseri Sepanjang Hari .... adalah sangat-sangat not-recommended.

5. Nama anak bersifat internasional
Anak kita hidup dimasa depan, di era globalisasi dimana hubungan dengan dunia internasional amat sangat intens. Jadi jangan mempersulit anak dengan nama-nama yang sulit di-eja. Nama Saklitinov misalnya, orang Jepang nyebutnya Sakuritino, orang Sunda bilang aktinop orang Amrik bilang Sechlaytinove... Syusah khaaannn. Padahal maksudnya Sabtu Kliwon Tiga November...

6. Ketahuilah arti nama anak
Ketahuilah arti nama anak. Jangan memberikan nama hanya karena enak diucapkan atau bagus ditulisnya. Nama Jalmowono memang sepintas enak diucapkan dan bagus kalo ditulis tetapi ketahuilah bahwa Jalmowono itu artinya Orang Utan.

7.Jangan pakai nama artis.
Nama artis memang bagus-bagus, cuma masalahnya kalau artis itu kelakuannya baik... lha kalau jadi bahan gosip melulu khan jadi beban juga buat si anak. Lagian pakai nama artis itu tandanya anda gak kreatif dalam bikin nama.

8. Abjad huruf pertama nama anak.
Huruf pertama "A" pada nama anak ada enak gak enaknya. Gak enaknya kalau pas ada ujian/test/wawancara sering dipanggil duluan. Gak sempet nanya-nanya ama temannya. Tapi kadang-kadang juga pas giliran dapat pembagian apa gitu, dapetnya juga sering duluan. Sebaiknya ambil huruf pertama itu antara D sampai K Cukupanlah... Huruf depan Z... wah.. biasanya adanya dibawah...

9. Jangan sok Kebarat-baratan
Jangan memberi nama anak dengan bergaya kebarat-baratan, biar dibilang keren. Kudu diinget, anda lahir dibumi Indonesia, orang Indonesia, kultur ya tetap orang Indonesia. Kalau nama keindo-indoan, tapi mukanya ya melayu-melayu juga, malu sendirikan, anaknya. Lagian kalo kejepit toh bilangnya "adawww...." bukan "Oh my God.."

(dicuplik dari : Sarikata.com :Conan)
NB: tulisan ini dipersembahkan buat blogger2 yang hamil, baru melahirkan dan yg anaknya belum dikasi nama.

Donnerstag, Dezember 16, 2004

memoar Fahrie-SISILAIN

Sebenarnya Fahrie gak setuju ditulis memoar. "Itukan kalo saya sudah mati!," protesnya.
Tapi biarlah. Saya suka judulnya. Lagian ini blog saya, yg nulis juga saya, ngetik pake jari saya. EGP. (hehehe.. sorry om, teaki larro..)

Sejak tengah Desember ini, Fahrie telah meninggalkan kami (di rig Baroness) setelah 1,5 tahun bersama. Juga berpisah dengan sejawatnya di RS. Pertamina Balikpapan. Fahrie dapat tawaran yang lebih bagus dan lebih menjanjikan hidup cerah dari negeri jiran. Fahrie jadi TKI? Kalo setiap pekerja indonesia yang bekerja di luar negeri adalah TKI, berarti Fahrie memang jadi TKI. Meski sebenarnya dia adalah tenaga profesional yang keahliannya dibutuhkan di sana. Dan dia legal. hehehe..

Selama setahun jadi tukang obat bergantian di Baroness, saya mengenalnya sebagai teman yang aneh. Bercandanya suka kelewatan (apalagi kalo soal bonus dan pasien..). Sebelum turun kemarin, ia masih sempat nelpon ke saya dan bilang kita dapat bonus akhir tahun 2 ribu $US karena setahun bebas LTA (lost time accident). Tentu saja saya tidak percaya meski jg berharap itu benar. (mimpi kali ye..)
Atau yg ini, dinasehatinya seorang pekerja yang berobat diklinik agar jgn banyak makan ayam goreng. Saat ditanya, kenapa? Dgn cueknya dia jawab,"biar yang lain kebagian..!!". hehehe..
Selain itu, teman saya ini juga suka ngaku2 bule kalo nelpon, suka ngerjai orang, computerholic, dan suka bertualang. Itu penyakit bawaan kali. Tapi di sisi lain, Fahrie orangnya kreatif, pintar dan rasional.

Tengok saja blog sisi lain-nya. Satu2nya blog didunia yang memakai ejaan lama!! Bingung bacanya?, tinggal klik ikon, blogpun berubah jadi normal dgn tulisan ejaan yang disempurnakan, EYD. Huebatt ndak?!. Awas kalo bilang endak..:D
Bersamanya, dottoro unhas -yang menjadi rumah singgah dokter alumni univ. hasanuddin- pun ditetaskan dan disapih sejak setahun lalu. Di Baroness, dia juga yang merancang berkas pelaporan klinik agar lebih mudah diisi oleh orang yang gagap teknologi macam saya. (thanx bro!)

Fahrie juga yang mengenalkan saya dengan blogger dan segala pernik-perniknya. Termasuk menjerumuskan saya ke blogger family. Wadah blogger yang ternyata asyik juga. Wah, utang saya banyak juga sama beliau ini. Dibayar di akhirat ya, Cappo!

Dan karena alasan rasionalitas, si pejantan tangguh ini (2 anak dalam 2 tahun adalah buktinya kejantanannya) memilih keluar dari RS.Pertamina Balikpapan dan menerima tawaran kerja di luar negeri. Saya salut dengan keputusannya yang tidak gampang itu. Saya bahkan belum kuat memupuk nyali untuk bisa sampai di taraf seberani itu.

Selamat jalan Cappo. Semoga sukses di negeri orang. Jangan lupakan Indonesia Raya.