Montag, April 19, 2004

sukma ayu dan perdarahan SUBARACHNOID

Dua minggu kurang, Si Rohaye (Sukma Ayu) terbaring koma di RS Medistra Jakarta. Dokter yang merawatnya mendiagnosa: Subarachnoid Haemorrhage. Apaan tuh? *picingin mata satu kaya' Bang Jaja*
Wah jadi pengen nih jelasin dikit. Dikit ilmiah, tapi moga2 mudah dicerna (bubur kali??)

Perdarahan subarachnoid ini emang penyakit yang jarang. Di Inggris aja kurang dari 10 ribu kasus pertahun. Indonesia. gak tau. Habis jarang sih (???). Meski gitu, penyakit ini sangat serius, bahkan bisa menyebabkan mati. Terjadinya karena pecahnya pembuluh darah arteri di otak, lantas ngalir ke ruang antara selaput otak, ngendon disitu dan bikin masalah gueddee.

Tapi knapa si arteri, yg sangat terlindung itu, bisa pecah ya? Kata literatur sih, 3/4nya karna pembengkakan kecil di persilangan pembuluh2 darah, kerennya disebut 'berry aneursym'. Lainnya, aliran arteri dan vena otak yang kusut bagai benang kusut akibat salah bentuk lalu salah ngalir. Istilahnya arteriovenous malformation. Dua2 kejadian ini sudah dari sononya alias takdir sejak lahir. Biang kerok terakhir karena benturan langsung. Dimana? Di kepala dong.., masa di kaki. Kecuali kaki orang lain yang mendarat di kepala sampeyan, ya bisa aja!

Gimana bisa tahu penyakit itu? Memang susah kalau mau tahu sendiri, gejalanya aja umum begitu. Tapi kalo sering sakit kepala sampe rasa mo pecah, mual2, sering2 pingsan, sering bingung atau malah ayan2. Nah ibu, bapa, mas, mbak, teteh, om, jangan dibiarin. Cepatlah ke rumah sakit, konsul ke ahli syaraf atawa ahli bedah syaraf. Nanti beliau yang mastiin dengan alat canggih: CT scan, MRI, Angiogram atau tes cairan otak (lumbal puncture), kalo gejala awal sudah dicurigai si itu.

Obatnya? Gak ada. Paling tidak, belum ada yang terbukti efektif. Niru iklan, Apapun penyebabnya, terapinya cuma satu:OPERASI reparasi isi kepala. Tapi meski sudah dioperasi, komplikasi bisa aja terjadi. Perdarahan ulang, bengkak otak dan gejala yang tambah parah, termasuk koma. Seperti nasib Sukma Ayu kini.

Dan menurut sistem Hunt dan Hess tentang 5 gradasi berat penyakit ini, Sukma sudah di derajat 4-5. Derajat berat ke paling berat, dengan tanda deep coma, hilang fungsi otak ringan dan mulai hilangnya tanda kehidupan (moribund apperarance). Kemungkinan hidupnya, menurut Hunt dan Hess, berkisar 33 - 55%. Artinya makin lama, harapan hidup itu makin kecil. Namun kalaupun pulih, penderita tidak senormal sebelum. Tidak secerdas dan sesigap sebelumnya lantaran cukup banyak fungsi otak yang rusak.

Tapi siapa tahu, keajaiban Tuhan lewat doa itu hadir. Bahkan pada saat yang hampir mustahil. Kalau iya, siapa yang bisa menghalang. enteng saja. DIA, yang MAHA KUASA atas segala sesuatu.