Donnerstag, Januar 08, 2004

pasar malam SIGAGOE

Malam-malam di Sigagoe Senipah, lokasi proyek Sempec, adalah kesepian berselimut embun dan gelap. Tak ada malam minggu yang meriah. Tak ada lampu jalan kecuali jalan menuju proyek. Hanya sinar bulan , nyanyian koor kodok-kodok bila hujan usai.dan obor gas bumi dari proyek yang terang menjulang. Obor yang tak padam meski hujan tercurah lebat.

Namun di selasa malam setiap minggunya, kesunyian itu tersibak. Masyarakat dan orang proyek mengerubungi satu lapangan. Bukan nonton karnaval, tapi ada pasar malam.

Kompleknya tidak luas-luas amat, hanya setengah lapangan bola. Tapi gairah kehidupan terasa berdenyut di sini. Barang yang ditawarkan cukup lengkap. Dari hasil bumi, sandang sampai barang elektronik. Harga bukanya bisa ber lipat tiga dari harga ‘kota’ tapi jangan kuatir, barang bisa ditawar juga hingga 60%. Asal berani. Soal mutu, nomor sekian saja. Dan memang langka ditemukan barang dgn merek top. Tapi siapa peduli. Emang gua pikirin.

Toh, tidak semua yang datang berniat belanja. Tidak sedikit yang datang hanya untuk refreshing dan ganti suasana. Ya, sekadar melupakan sejenak kepenatan dan pemandangan rutin di proyek. (Masa’ betah pelototin pipa gas aja!)

Siapa tau bisa ngelaba. Siapa tahu malah ketemu makhluk manis yang bisa diajak kencan buta. Sekadar kenalan, tukaran nomor telpon, ketawa-ketiwi dan makan bakso bareng. Itu romantisme yang sudah cukup layak. Romantisme sekali seminggu dan hanya bisa didapatkan di pasar malam Sigagoe. Uhuuii!.

Keine Kommentare: